TEKS ESAI- SEIKHLAS LANGIT

 Seikhlas Langit

Setiap masalah yang datang, pasti akan selalu ada jalan keluarnya. Baik cepat ataupun lambat, baik itu selesai dengan cara yang kita harapkan ataupun tidak. Allah tidak pernah memberikan seorang hamba suatu cobaan, diluar kemampuan hamba-Nya. Seperti itulah kira-kira pesan tersirat dari novel karya Mia Elvira yang bertajuk Seikhlas Langit ini. Novel yang kental dengan nilai dan budaya Islam ini berhasil mencuri hati pembaca.

 

Novel ini mengisahkan tentang perjalanan cinta 4 anak manusia, Naira dan Kamila yang merupakan saudara tak sekandung, Alwan yang merupakan sahabat Naira dan Kamila dan mereka terlibat cinta segitiga, serta Satria si teman sekampus Naira yang menyebalkan namun berakhir menjadi suami tercintanya. Perjalanan cinta yang unik berhasil digambarkan oleh Mia. Sebuah kisah cinta yang tetap melekat dengan nilai Islami inilah yang berhasil membuat kita jatuh hati.

 

Mia yang tetap menggunakan kata-kata sederhana yang mudah dipahami dan tidak terkesan menggurui, membuat novel ini tidak membosankan untuk dibaca. Hampir di setiap bab novel ini dapat kita temukan pesan dan amanah. Gaya penulis dalam mengungkapkan setiap pesan menyadarkan kita kan seditnya pengetahuan kita tentang Islam.

 

Latar cerita dalam novel ini dibuat cukup nyata. Penulis berhasil membawa kita masuk kedalam ceritanya. Mulai dari latar kejadian, waktu, tempat, maupun suasananya dilukiskan nyaris sempurna oleh Mia. Hal ini tentu patut diunggulkan dalam novel ini. Mia begitu fasih dalam menciptakan suasana yang mendukung dalam novelnya ini, sehingga Ia berhasil menaik turunkan emosi para pembacanya. Serta alur cerita yang dirangkai dengan baik sehinnga cerita tidak terkesan monoton.

 

Satu hal yang sedikit kurang pas di hati saat membaca novel ini adalah tokoh Kamila yang masalahnya terlalu banyak dibandingkan tokoh yang lain. Kisahnya terlampau menyedihkan dan terlalu banyak memiliki konflik. Hal ini dimulai dari cintanya pada Alwan yang bertepuk sebelah tangan namun Ia dijodohkan oleh orang tua angkatnya dengan cinta tak berbalasnya itu. Setelah itu pada bagian latar belakang kesalahan yang pernah diperbuat oleh Kamila itu sendiri, hingga tibalah Ia bisa merasakan kebahagiaan karena memiliki buah hati namun takdir sepertinya tidak mendukung kebahagiaannya. Dan pada akhirnya Kamila menghembuskan napas untuk terakhir kalinya. Mungkin maksud penulis disini adalah mengingatkan kita bahwa setiap orang selalu mempunyai masalah dan garis hidupnya masing-masing. Hanya saja dengan membebankan banyak masalah ke salah satu tokoh saja membuat peran para tokoh sedikit kurang seimbang.

 

Meskipun memiliki rangkaian alur yang baik dan tidak monoton, kisah ini memiliki konflik yang agak sedikit rumit. Hal ini membuat para pembaca harus benar-benar memahami setiap detail ceritanya. Tertinggal atau terlewat sedikit saja akan membuat kita bingung untuk mengikuti kisah berikutnya. Mungkin akan lebih baik jika konfliknya dibuat tidak terlalu berbelit agar lebih ringan untuk dibaca.

 

Satu tokoh yang berhasil mencuri perhatian adalah Satria Aji yang merupakan suaminya Naira. Satria pada awalnya terlihat seperti seorang playboy membuat kita berpikir bahwa dia bukanlah tokoh pria yang baik. Namun, setelah masuk ke bab-bab mereka berikutnya ternyata Satria adalah sosok yang cukup romantis dan sangat menyayangi Naira. Meskipun ia tak sealim Alwan tapi kehadirannya dalam kisah ini membuat kita lupa akan sosok Alwan. Hanya saja, akhir ceritanya adalah Satria yang juga meninggal dunia sama seperti Kamila.

 

Dalam novel ini penulis berhasil menyiratkan bahwa setiap penyelesaian dari masalah yang kita punya tidaklah selalu menyenangkan, namun pasti selalu ada hikmah dari hal itu. Dan kita tidak boleh berburuk sangka dan menyalahkan ketetapan Allh Swt. kepada kita, karena apa yang menurut kita baik belum tentu menurut Allah itu baik. Hanya Allah yang tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Dan Allah tidak pernah menguji seorang hamba diluar batas kemampuannya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meresensi Buku Novel

Meresensi Buku Novel Terbitan 2021

Pesantren Impian-Asma Nadia