Pesantren Impian-Asma Nadia
Nama : Rizky Asmi Fadillah
Kelas : XII MIA 3
No. Absen : 32
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, pada blog kali ini saya akan menceritakan sedikit tentang novel yang saya baca ditambah sedikit penjelasan tentang kebahasaan yang ada pada novel tersebut.
Judul novel : Pesantren Impian
Pengarang : Asma Nadia
- Cuplikan Isi Novel
Cerita dibuka dengan tiga cuplikan peristiwa yang dialami oleh tiga orang perempuan di tempat berbeda. Pertama; "Si Gadis" yang baru saja melakukan pembunuhan terhadap seorang laki-laki di sebuah kamar hotel, kedua; Seorang perempuan bernama Rini yang sedang mencoba mengakhiri hidupnya karena tak tahan menanggung malu lantaran menjadi korban pemerkosaan dan mengandung janin yang tak diinginkannya, dan ketiga; Sissy, sosok 'gadis pesta' yang sudah sejk lama bersahabat dengan obat-obatan terlarang.
Ketiga perempuan itu, menerima undangan misterius untuk menetap di Pesantren impian, sebuah tempat rehabilitasi yang terletak di sebuah pulau pedalaman Aceh yang tak tercantum di peta. Sebuah pondok pesantren milik seseorang misterius yang kerap dipanggil Teungku Budiman. Tempat ini diperuntukkan khusus bagi mereka yang menginginkan kesempatan kedua, untuk bersimpuh merangkai taubat. Bersama belasan gadis dan pemuda lainnya, ketiga gadis itu mulai menjalani kehidupan di Pesantren Impian dengan harapan masa lalu mereka yang kelam akan terkubur dalam-dalam. Namun, impian sederhana tersebut harus terkikis oleh serangkaian peristiwa misterius yang mengakibatkan kematian.
Pada suatu hari, mulai muncul masalah dan serangan di kehidupan pesantren, mulai dari si kembar (Santi dan Sinta) yang mengalami sakaw, ditemukannya obat terlarang dalam jumlah besar di kamar Butet, Yanti yang dibunuh oleh orang tak dikenal, hingga peneroran kepada para santriwati.
Keadaan pesantren impian menjadi kacau, para penghuni pesantren panik dan ketakutan. Ditambah dengan beredarnya isu tentang adanya gadis pembunuh yang juga sedang merehabilitasi diri di pesantren Impian.
Seiringnya berjalannya waktu, serangan-serangan terhadap pesantren impian dapat diatasi. Berkat kepekaan Umar yang tinggi, inisiatif dan tanggung jawabnya yang besar terhadap penghuni pesantren, ia dapat menyelesaikannya.
Selama tinggal di pesantren, para remaja yang sebelumnya bermasalah dapat menemukan kembali semangat mereka. Para pengurus pesantren begitu sabar dalam membimbing mereka.
- Kebahasaan
🍀 Terdapat Penggunaan Majas
Majas yang digunakan dalam novel Pesantren Impian adalah:
1. Personifikasi :
- “.....mencoba menegarkan hati agar air mata lain tidak susul menyusul...”( PI 2016: 5 )
- “.... pasir putih yang basah dijilati ombak...” ( PI 2016: 12 )
- “ .....bayangan masa lalu seperti mengendap-endap dari gulungan awan
seakan siap melompat dan menjeratnya ( PI 2016: 32 )
2. Metafora :
- “... si pemalas akan dihujani kritikan pedas...” ( PI 2016: 38 )
- “kali ini kamu tidak akan lolos, merpati kecil.” ( PI 2016: 134 )
3.Hiperbola :
- “...ketika tiba-tiba suara teriakan melengking mengoyak keheningan malam.”
4.Litotes :
- “...selain itu, ehem...paklik itu agak...agak...feminim.”
🍀 Terdapat Kata Kerja Yang Menggambarkan Suatu Tindakan
Kutipan :
“Ia juga memulai membaca banyak buku tentang penjualan.”
“Rini terus menggeleng, berharap ini suatu mimpi buruk dan bukan kenyataan.”
“Butet mengusap bahu Rini. Mencoba menenangkan.”
🍀Terdapat Kata Ganti
Karena novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, maka akan banyak terdapat kata ganti orang ketiga.
Kutipan :
“Sebenarnya ia masih bisa bersikeras menolak, cuma lagi-lagi tak sanggup membantah tatapan Ibu.”
“Mereka tiba pukul lima sore, semua berjumlah tiga puluh orang, ditambah empat pemimpim rombongan (.....)”
- Hal Yang Menarik Dalam Novel
Komentar